Sunday, May 25, 2008

Memories Redefined

Time flies my friend, every single second counted. It flows with no return mode. If only I could ask for it, I just want to send apology to anybody that have been hurted by my sharp word, my arogant up bringing, my psychological mind games , and sometime random unwillingly play with hearts.

Momen A Decade of Love seperti membuka kembali perjalanan waktu ke 10 tahun yang lalu. Email-email yang berisi kenangan saat kuliah tentang kejadian-kejadian gak penting seperti rekor diceburin ke dalam got saat ulang tahun, rekor tabrakan paling unik, rekor luka akibat meneteskan lilin di lengan saat patah hati dan rekor-rekor lain yang jelas gak penting namun lucu untuk diingat kembali.

Tiba-tiba saja aku ingin menjelajahi lagi seluruh file masa lalu yang bisa diselamatkan. Cara termudah adalah melalui friendster. Dan secara luar biasa orang-orang dari masa lalu itu datang di depanku, dengan metamorfosa masing-masing, kisah-kisah yang berbeda, seperti kepingan cerita dalam sebuah novel.

Menelusuri kisah-kisah mereka dalam blog, foto album dan celotehan komunitas sosial, seperti melihat peta takdir skala kecil dari perjalanan manusia. Dengan menempatkan diriku sebagai titik kecil dalam peta itu, terasa bahwa hidup ini masih sangat luas namun juga kadang terasa sangat sempit. Bahwa satu titik mempengaruhi titik-titik yang lain, bergetar saling berinteraksi, bergerak saling mempengaruhi, menciptakan takdir satu dengan yang lain.

Ternyata satu manusia yang baik dan berpikir besar mampu menciptakan pemikiran besar untuk orang lain. Bahwa satu inspirasi mampu membedakan perjalanan takdir dari orang lain.

Every positive mind enlighting other minds, and so with the dark one. I've been switching so much in the past years, sometime enlight like a shining star but sometime also spread dark like Lucifer's eyes. I hope nobody get hurts because that darkness.


No comments:

Post a Comment