It is easy to say "Make choice, go forward and never look back". But when the condition we left actually become a condition that we have dreamed before, it's hard to bear the void inside for not saying "Wish I didn't take this choice".
Tidak akan pernah mudah menerima kondisi pindah dari perusahaan besar seperti Astra, Indonesian Center of Excellences, Most admired and Mostly dreamed Company. Meskipun dengan keberanian dan tekad demi sebuah passion, idealisme dan vision of life. Apalagi pergi dengan label Golden Kid, the youngest ever Section Head, could be the youngest ever Manager within one or two years.
Pun ketika newly job sudah memberikan apa yang diinginkan. Membuka dunia yang lebih luas, melihat Indonesia dan memberikan sesuatu untuknya, memberikan experience yang tidak akan mungkin di dapatkan di menara gading itu.
Sebenarnya melihat apa yang telah aku bangun di sana ternyata telah menjadi sebuah building block pun sudah memberikan kepuasan tersendiri, melihat bahwa ilmu yang disemai telah tumbuh menjadi bulir padi yang siap untuk dipanen. Tapi tetap butuh mentalitas kelimpahruahan yang besar untuk ikhlas dan merelakan padi itu untuk tumbuh menjadi milik orang banyak. Dan Insya Allah aku ikhlas.
Hanya satu hal yang menimbulkan void itu, sebuah kesempatan - satu ticket - ke Switzerland, sebagai reward atas apa yang sudah dikerjakan tahun lalu, pun harus terpaksa diikhlaskan. Tidak salahkan jika ruang kosong itu - void itu - kembali membesar dan menelan harga diriku?
Everyman wish to be a hero. But a real hero always keep the mask before him, unreveal the true self, to keep the world a better place ignoring the heart is crushed because the world did not want him to showed up for asking the rewards.
But I am not Spiderman...
Apakah ini teman saya Imam di UBW dulu?
ReplyDeleteSalam buat Mas Imam yang berani menempuh destiny baru-nya.