Monday, May 05, 2008
The Dreamer - Sang Pemimpi
There is a slight border between dreaming and insanity. I'm afraid that It's my curse to walk my life beyond that thin line.
Dengan keajaiban Andrea Hirata menunjukkan tentang mozaic-mozaic yang pernah terserak dalam perjalananku dalam novel Sang Pemimpi (versiku, tidak peduli apapun katamu). Dan itu seperti mengingatkan bahwa aku hanyalah satu diantara mozaic di semesta takdir dengan perjalanan dan khayalan yang sama, dan bahwa adalah hak dari setiap manusia untuk menjadi luar biasa.
Dan dengan bangga dan berserah aku berani memplokamirkan diri bahwa aku adalah golongan-golongan Sang pemimpi. Seandainya tahun 2009 ada Partai SAPI (Sang Pemimpi Indonesia), aku bersedia menjadi anggota dan simpatisannya. Menjadi jurkamnya, analis Quick Count-nya, penulis materi kampanyenya.
Hidup ini terasa hidup saat manusia punya mimpi, apalah artinya mimpi jika cuma sekedar refleksi dari kondisi dan realita. Manusia berani bermimpi apabila mimpinya jauh lebih baik dari realita, apabila untuk menjadikannya nyata butuh pengorbanan dan kekuatan hidup untuk menahan rasa sakitnya.
It's all about strive for the dream, it is a gift, but also a curse.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
dreaming or hoping? huge difference...
ReplyDelete