Tuesday, January 13, 2009

Mobil Listrik | Impian Shai Agassi Mengubah Peta Energi

Israel, kaum yang diselamatkan Nabi Musa melewati laut mati ini memang banyak dianugrahi otak yang konektor neuro transmitter-nya kebanyakan. Wired. Negara yang dianugrahi dengan proporsi populasi scientist dan engineering terbesar di dunia yang namun sayangnya kurang hati nurani.

Shai Agassi, 38 tahun, salah satu eksekutif dari SAP (software integrasi perencanaan bisnis terbesar di dunia - Enterprise Resource Planning), berhenti dari karir cemerlangnya di SAP untuk mewujudkan impiannya menghapuskan ketergantungan dunia dari bahan bakar minyak. Entah dimotivasi untuk menyelamatkan dunia dari perubahan iklim (global warming) atau karena alasan politis untuk meniadakan ketergantungan dunia dari bangsa Arab, Shai Agassi menginggalkan zona nyaman dan masa depan gemilang untuk serius di bidang ini. Dengan label Better Place, Agassi memilih konsep transportasi global tanpa bahan bakar fossil.

Keputusan yang mengejutkan dunia IT ini - mengingat Shai Agassi adalah calon kuat CEO SAP termuda - dikatakan keputusan gila, korban idealisme Global Warming, atau emosional. Tapi Shai Agassi dengan yakin membangun impiannya menjadi realita. Dalam sebuah konferensi yang dihadiri ilmuwan dan tokoh Israel, Shai Agassi menjelaskan bisnis modelnya, Better Place, mengganti seluruh mobil di dunia dengan Electric Car. Bukan hybrid yang banci, bagi Agassi tanpa oil atau tidak sama sekali.

Dan dalam bisnis model yang tanpa cela itu Shai Agassi berhasil menarik minat pemimpin Israel Simon Perez, produsen mobil Renault, produsen batteri NEC, dan investor terkaya di Israel untuk mewujudkan kegilaannya. Tinggal menunggu waktu sekutu abadi dari Israel -U.S.A- ikut serta dalam konspirasi anti fossil fuel ini.

Kota tanpa SPBU | Better Place
Dalam konsep Agassi, mobil listrik diciptakan dengan batere yang replacable. Stasiun pengisian bahan bakar minyak diganti stasiun charging. Sistem GPS di mobil menentukan berapa km sisa power dan dimana stasiun recharging terdekat. Setiap parking spot memiliki recharging facility.

Dengan desain batere replacable dan super fast charging, pengemudi bisa mengisi batere di stasiun charging dengan waktu yang tidak jauh berbeda dengan mengisi bahan bakar minyak. Dan saat pengemudi butuh waktu pengisian cepat dia bisa dengan mudah menukar batere di stasiun recharge tidak perlu menunggu charging penuh. Mobil akan diberikan murah, dengan model bukan seperti mobil golf tapi sedan mewah dan bisa jadi SUV.

Masalah utama mobil elektrik saat ini adalah kapasitas batere, waktu recharge, tempat recharge, power output dan model. Dan dalam konsep Agassi semua permasalahan itu terjawab, hanya membutuhkan satu hal : dukungan dari pemerintah dan negara untuk mengubah kebijakan otomotif, karena harus dilakukan secara menyeluruh untuk bisa mendapatkan profit. Dibutuhkan jumlah besar mobil elektrik di jalan raya untuk menutup biaya investasi fasilitas recharge dan replacable battery.

Dalam konsepnya, mobil itu seperti produk HP, sedang perusahaan yang Ia bangun adalah operator seluler. Agassi tidak berminat menjual mobil listrik, yang dia jual adalah konsep total fasilitas penunjang dan renewable energi tanpa fossil fuel. Mobil akan diserahkan ke Renault untuk menjadi produsen. Bahkan suatu saat, impiannya, mobil akan dijual sangat murah, batere pengganti diberikan gratis. SUV sekelas Hummer akan ada versi listrik dengan harga hanya separuh. Yang menjadi profit bagi Better Place adalah energi untuk charging. Seperti beli pulsa ponsel.

Gila, wired. Memang banyak orang yang bisa berpikir seperti ini, mengkhayal fitur masa depan bahwa suatu saat seperti ini seperti itu. Tapi untuk berani mengikuti passion dan mewujudkannya menjadi nyata, butuh keberanian dan mungkin sedikit kegilaan.

Dan tentu saja, Israel menjadi negara pertama yang bersedia. Dengan masa depan bebas ketergantungan minyak maka Israel akan menjadi negara yang tidak butuh tetangga bangsa Arab. Dan mungkin makin kurang ajar. Konsep ini meluas dengan cepat, kesepakatan bisnis dengan Renault sebagai produsen, NEC untuk battery dan negara kedua yang bersedia menjadi host : Denmark, segera didapat. Milyaran dolar meluncur ke kantong Agassi dari investor Israel.

Mungkin dalam beberapa tahun ke depan impian gila Shai Agassi akan segera menjadi kenyataan. Kata Nidji, "mimpi adalah kunci untuk menaklukkan dunia". Dan impian Agassi mengubah Peta Energi dunia akan mengubah masa depan dunia. Mudah-mudahan memang menjadi lebih baik.

Pertanyaan besar disini adalah :
Kita semua sadar tentang isu Global Warming, Climate Change dan upaya mengurangi bahan bakar fossil (Zero Carbon Footprint, googling ya ;-p). Tapi di sisi lain penghapusan total ketergantungan terhadap minyak akan menjadikan negara Arab tidak lagi memiliki daya saing. Apakah keseluruhan konsep Renewable Energy, Global Warming, dan isu Climate Change ini hanya merupakan propaganda musuh Arab untuk menghilangkan power Negara Arab yang kaya minyak bumi? Are we only pions? Are we highly conspirated to crush nations for advantages of other side nations?

Where should we stand?
Hhh...

Source : Wired Magazine - visit www.betterplace.com, imamwahyudi.com
Keyword : Shai Agassi, Electric Car, Mobil listrik, Better Place, Israel, Pemanasan global

*All pictures taken from betterplace.com

15 comments:

  1. uh....

    orang2 luar negeri itu pinter2 ya?

    Bisa bikin strategi pake isu2 gitu segala

    jadi takut nigh :)

    ReplyDelete
  2. To Johanas :
    Masih kalah sama kamu Jo,
    Mau bolos juga pake isu-isu segala
    Hahaha

    ReplyDelete
  3. ide nya cukup masuk akal sehh.....
    saya kira 10 tahun lagi akan booming..
    please visit us :
    http://www.123childrensbookstore.blogspot.com/

    ReplyDelete
  4. Intelektual memang aset kekayaan...!

    ReplyDelete
  5. Pernah nonton film dokumenter yang judulnya "Who killed the Electric Cars"? When I watched it, I just realized that 'electric cars' existed but then extinct.. not even within a generation...Dan dalam film tersebut, digambarkan bahwa memang industri minyak dan otomotif seperti GM lah yang menghambat perkembangan electric cars seperti yang dicita citakan banyak orang. Tidak tahulah apakah ada politik di belakang semua itu... yang jelas ini merupakan suatu pemasungan terhadap aset intelektual manusia, demi keuntungan segelintir orang yang resisten terhadap perubahan.

    ReplyDelete
  6. Wow!!!

    Saya terhenyak dengan madness yang sedang berjalan ke dalam realm of reality.. Bagaimana sebuah 'mimpi gila' seorang jenius bisa menjadi begitu nyata... Tentu apa yang diusahakannya -bila terwujud- akan membawa perubahan besar..

    Tapi yang membuat saya lebih kaget lagi, ketika kang Imam -di akhir tulisannya- mengaitkan fenomena -penemuan 'gila' serta potensi pengembangannya- tersebut dengan sebuah pola 'teori konspirasi': bahwa semua itu pada ujung-ujungnya untuk mengalahkan kekuatan-sumberdaya utama Arab (baca: minyak).. Hmm, sebuah pertanyaan besar yang betul-betul mengusik...

    ReplyDelete
  7. To Audi :
    Iya memang konspirasi itu ada. Namun kartel minyak juga harus sadar bahwa dalam beberapa dekade ke depan mereka akan kehabisan minyak.
    And then what??
    But, who hold the technology hold the world. Jadi tergantung power mana yang lebih kuat, yang menghendaki minyak tetap jadi satu-satunya sumber energi atau yang sama sekali ingin meniadakan penggunaan minyak (dengan imbas lain Arab tidak akan memiliki power lagi).

    To Ahmad Arafat :
    Ketika teknologi baru tercipta sebuah peradaban bisa jadi berubah. Dan yang tidak berubah akan punah.
    Jika Arab masih mengandalkan minyak sebagai satu-satunya ekonomi maka bagaimanapun dalam beberapa dekade ke depan peradaban mereka akan terancam.

    Wallahu Alam

    ReplyDelete
  8. OOT: Mam, ceritangin pindahan. Sudah ga ngekost di WordPress lagi, tapi ngontrak di sini.

    Salam.

    ReplyDelete
  9. Well, kang Imam...

    Mengasosiasikan [perubahan] peradaban dengan [perkembangan/penemuan] ilmu pengetahuan dan teknologi memang sah sah saja..

    Tapi, bukankah peradaban juga memiliki banyak anasir lain selain teknologi? Yang kalo dimisalkan bahwa entitas peradaban itu adalah semacam "senyawa kimia" (eq. : CH4, H2O, etc.), maka peradaban sejatinya merupakan kombinasi dan proporsi interaktif antara tiap-tiap komponen penyusunnya... Masalahnya, dalam kimia pun, kita mengenal adanya "reaksi kimia", manakala dua senyawa yang berlawanan dicampurkan, yang dihasilkan bisa berbahaya (bahkan catastrhophy)..

    Jadi ingat lagi tentang tesisnya Huntington: "Clash of civilization". Ini jika kita mempresentasikan "peradaban" dengan "civilization". Tapi, menurut [antitesis] sy, apa yang terjadi jauh lebih mendasar dari itu.. Yang kini terjadi di berbagai belahan bumi adalah apa yang sy sebut "Clash of culturization" {sy pernah ada tulisan kecil tentang hal ini, a long long time ago...hehehe}. Dimana "peradaban" -yang entah bisa terdegradasi/berfluktuasi, terelaborasi/berkolaborasi- kini cukup dimaknai dengan terma "culture".

    Tapi "culture" yang kita temui bukanlah "culture" yang biasa dikesankan... Karena "culturization" telah berganti topeng dengan apa yang dikenal sebagai "gloBalization" (or, gloCalization?).

    just my opinion, though... :D

    ReplyDelete
  10. Tapi "culture" yang kita temui bukanlah "culture" yang biasa dikesankan... Karena "culturization" telah berganti topeng dengan apa yang dikenal sebagai "gloBalization"

    Setuju!

    ReplyDelete
  11. To Ahmad Arafat dan Shanty :
    Agree with you..

    "Culture" adalah produk dari peradaban. Saat peradaban dimulai maka technologi, bahasa, ritual dan bentuk budaya yang lain akan muncul sebagai hasil interaksi peradaban tersebut.

    Tapi teknologi sebagai salah satu produk dari peradaban di sisi lain akan mengubah bagaimana peradaban tersebut berinteraksi. Penemuan mesin uap telah mengubah wajah Eropa, Amerika dan akhirnya dunia dimana dimulailah ketergantungan dunia terhadap bahan bakar fossil.

    Penemuan mesiu telah mengubah poros kekuatan dunia. Penemuan nuklir kembali mengubah peta superpower. Setiap penemuan yang merupakan teknologi baru akan mengubah peradaban yang ada di dalamnya.

    Dengan "globalisasi", dunia dapat dikatakan telah menjadi satu peradaban besar (borderless civilization) yang terdiri atas peradaban-peradaban kecil. Disitulah menurut saya perubahan teknologi akan mengubah cara peradaban dalam berinteraksi. Dan BETTER PLACE ini adalah salah satunya

    :-)

    ReplyDelete
  12. Mantep artikelnya... Salam kenal juga...

    ReplyDelete
  13. Nice site you have here..
    Thanks for the info..I'll use this a lot

    ReplyDelete
  14. hmm nabung buat mobil listrik ap bayar listriknya ya.....btw pa kabar sob

    ReplyDelete
  15. bagus juga tuch ide na...., tapi untuk membeli mobil na...wah.. blom sanggup euy.. :D
    salam kenal yach bro...

    ReplyDelete