Every creature was created with survival instinct. From the primitive cyanobacteria, jurrassic reptilia, smart chimpanzee, up to the elegant corporate CEO with species of homo sapiens. Competitiveness complies with Darwin Evolution Theory of natural selection. The survival of the fittest. But the different thing is the primitives, including high level primate chimpanzee, strive for fear of not survive, in the other hand a CEO strive for his passion..
Fear and Passion. Dua kuasa yang sama-sama memberikan kekuatan untuk melakukan hal dengan maksimal. Hanya saja dalam derivasi tatanan teori motivasi menurut Maslow ini merupakan dua hal yang berbeda tingkatan. Dorongan dari rasa takut merupakan dorongan untuk memenuhi kebutuhan bertahan hidup dari tekanan lingkungan yang mungkin mencekam. Seperti naluri seorang induk rusa ketika mengetahui berada di dekat kawanan serigala.
Sedang dorongan dari passion, adalah dorongan dari dalam. Inner self. Untuk berusaha mengubah lingkungan menjadi lebih baik. Mencoba untuk menjadikannya tempat yang lebih aman, sehingga lebih banyak kawanan yang bisa hidup tanpa rasa takut. Sebuah dorongan yang berasal dari keyakinan, bahwa manusia dianugerahi kemampuan untuk mengubah kondisi sekitarnya.
Dalam sebuah organisasi, kita bisa melihat apa yang menjadi motivasi seseorang dalam bekerja. Atau apa yang ingin dikondisikan seorang atasan kepada bawahannya. Seorang yang otoriter, mencoba mengendalikan bawahannya dengan rasa takut. Dengan cara ini bawahannya melakukan semuanya sesuai dengan keinginannya, dan berusaha tidak melakukan kesalahan sedikit pun. Karena satu kesalahan dapat berarti hukuman. Dan hasilnya adalah sesuatu yang memang diharapkan oleh atasan tersebut. Tidak lebih, mungkin bisa jadi kurang.
Seorang yang motivator, mencoba menularkan passion kepada bawahannya, memberikannya ruang untuk memaksimalkan apa yang menjadi potensinya. Dengan cara ini yang diberikan bisa jadi kurang dari apa yang diinginkan, namun dengan proses belajar suatu saat atasan akan mendapatkan lebih dari yang diharapkan. Dan semua bekerja untuk kepentingan bersama. Menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk semua.
Fear makes people apathic, passion makes people fantastic. Fear makes people strive to survive, passion makes people strive to revive for excellence. In some circumstances, people with passion may be took a bullet for they go boldly to the wars without hesitation. And those with fear have more chances to survive. But then again, what's the good of living forever in fears? Nothing.
Then gain, work for what you believe, strive for your passion. In the end of the day, that determine your dignity and happiness.
But still remember, a bullet can kill...
Salam
ReplyDeleteSaya setuju Mas, mungkin dalam konteks lain, fear ini penting dan layak dipupuk misalnya rasa takut akan dosa akan memberi dorongan manusia untuk melakukan segala sesuatu secara normatif dalam segala aspek hidupnya.
Tetap dapat dilihat dari dua sisi. Antara tidak melakukan sesuatu yang dilarang karena takut akan dosa, atau lebih baik : tidak melakukan sesuatu yang dilarang karena passion dalam menjalankan apa yang dipercaya (or may be they say it's faith)
ReplyDelete:-)
rasa takut bagian indah dr motivasi..
ReplyDelete